Hari ini sosok Feri begitu mengganggu pikiran saya. Murid saya yang
apabila memegang keyboard selalu bergetar ini dikabarkan tak lagi
semangat sekolah. Ada apa dengan anak itu?
Kabar buruk itu saya dapati ketika ba’da shalat Dhuha saya ngobrol
santai dengan Kang Asep, penjaga sandal di Masjid Iqro. Feri pernah
mengutarakan niatnya pada Kang Asep kalau ia sudah malas sekolah, ia mau
cari kerja saja. Miris hati saya ketika mendengar penjelasan dari Kang
Asep. Pikir saya, padahal Feri baru beberapa bulan saja mengikuti
kegiatan pembelajaran. Apa ada yang salah dengan Sekolah ini? Atau itu
ulah guru yang membosankan memberikan materi? Ratusan pertanyaan
berlalu-lalang di pikiran saya. Dan ribuan yang saya pikirkan untuk
mencari jalan keluarnya.Bila melihat track record seorang Feri, saya cukup memaklumi bila ia berniat mencari pekerjaan (uang) dibanding merain manfaat dari sebuah ilmu. Feri tinggal di sebuah kampung yang cukup jauh dari pusat Kecamatan Leles. Sekitar lima kiloan dari Kampung Lembang, tempat tinggalnya, menuju Jalan Raya Leles. Apalagi dataran tinggi dengan jalan yang tak bagus menjadikan ongkos Ojeg sedikit mahal. Untung Feri tak harus bolak-balik dari rumah ke Madrasah Tsanawiyah Iqro, ia ngobong (menginap) di pesantren yang masih satu lingkungan di MTs Iqro ini.
Alasan lain saya memaklumi Feri lebih memilih kerja ketimbang sekolah, karena orang tua. Ya, orang tua yang hanya buruh tani membuat alam bawah Feri harus cepat-cepat meringankan beban mereka. Satu-satunya jalan ya harus bekerja.
Faktor lain, paradigma di tempat tinggalnya ternyata sangat rendah dalam hal pendidikan. Banyak seumuran Feri harus rela menggadaikan dunianya di perantauan atau menjadi pengembala, mencari rumput yang bisa dijual kepada orang yang punya ternak.
Sebelum jiwa Feri semakin berontak tak mau sekolah, kewajiban saya untuk membuka mindsetnya bahwa ilmu jauh lebih penting ketimbang apa yang ia cari sekarang.
Sebelum terlambat. Sebelum kau menyesal betapa mahalnya akan sebuah ilmu, Feri.
http://roniyusron.wordpress.com/2012/09/05/ketika-feri-tak-mau-sekolah/#more-705