Nabi Idris as (bahasa Arab: إدريس)
merupakan salah satu nabi yang disebut namanya dalam Al Quran dan dengan
kenabiannya itu, Allah mengangkatnya ke martabat yang tinggi (QS 19:56-57). Meskipun
dalam Alkitab, nabi Idris as diidentifikasi sebagai Henokh, identitas sebenarnya dari nabi Idris as di
Alkitab masih belum jelas.
Menurut Al Quran
Nabi Idris as, disebutkan dua kali di Al
Quran dimana ia digambarkan sebagai orang yang benar (perkataan dan
perbuatannya) dan seorang nabi.
"Dan ceritakanlah (hai
Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quran.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami
telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (QS. Maryam: 56-57)
Penyebutan "Kami telah mengangkatnya
ke martabat yang tinggi" menyebabkan beberapa sejarawan percaya bila nabi
Idris as adalah Henokh. Sebab dalam Kitab Kejadian, Henokh juga dikisahkan
diangkat oleh Allah.
"Henokh hidup bergaul
dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah."
(Kejadian 5:24)
"Dan (ingatlah kisah)
Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami
telah memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk
orang-orang yang saleh." (QS. Al-Anbiya': 85-86)
Menurut Hadits
Menurut hadits yang diriwayatkan Anas bin
Malik:
"... Aku dibawa naik ke langit
keempat. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jibril menjawab:
Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril. Ditanya: Apakah
ia telah diutus? Jibril menjawab: Dia telah diutus. Kami pun dibukakan.
Ternyata di sana ada Nabi Idris as. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan
kebaikan. Allah Taala berfirman Kami mengangkatnya pada tempat (martabat) yang
tinggi...." (Shahih Muslim 1:309 dan 1:314)
Diriwayatkan dari Abbas bin Malik:
" ... Gerbang telah
terbuka, dan ketika aku pergi ke surga keempat, disana aku melihat Idris.
Jibril berkata (kepadaku). 'Ini adalah Idris; berilah dia salammu.' Maka aku
mengucapkan salam kepadanya dan ia mengucapkan salam kepadaku dan berkata.
'Selamat datang, wahai saudaraku yang alim dan nabi yang saleh. ...
" (Sahih Bukhari 5:58:227)
Menjadi Nabi Di Usia 40 Tahun
Nabi Idris as adalah keturunan keenam nabi
Adam as, dari Yazid bin Mihla’iel bin Qinan bin Syits. Nabi Idris as juga
merupakan kakek bapak dari nabi Nuh as. Nabi Idris as diperkirakan lahir 100
tahun setelah wafatnya nabi Adam as.
Dalam literatur Islam, Idris diangkat menjadi nabi pada usia 40 tahun, usia
yang sama dengan nabi Muhammad saw. Nabi Idris as hidup di jaman ketika orang-orang
mulai menyembah api (kaum nabi Idris as adalah keturunan Qabil, putra nabi Adam
as yang melakukan pembunuhan pertama). Nabi Idris as kemudian membagi waktunya
menjadi 2 dalam seminggu. Yakni selama tiga hari Nabi Idris akan mengajarkan
kepada kaumnya. Dan empat hari berikutnya, nabi Idris as akan mencurahkan
seluruh waktunya untuk beribadah kepada Allah.
Manusia Pertama Yang Menggunakan Pena
At-Tabari (sejarawan dan pemikir muslim)
mengambarkan nabi Idris as sebagai orang yang memiliki kebijaksanaan yang besar
dan pengetahuan yang luas. Dialah manusia pertama yang menggunakan pena,
mengenal tulisan, menguasai berbagai bahasa, ilmu perhitungan, ilmu alam,
astronomi, dan lain sebagainya. Bahkan nabi Idris as dipercaya sebagai orang
pertama yang menguasai ilmu menjahit.
Ibnu Abbas berkata, "Dawud
adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu,
Idris seorang penjahit dan Musa adalah penggembala." (dari
al-Hakim)
Hijrah Ke Mesir
Disebabkan sebagian besar umatnya kufur,
nabi Idris as mengajak umatnya yang beriman untuk hijrah ke Mesir. Awalnya
ajakan ini ditolak sebab umatnya khawatir Mesir negeri yang tandus, namun
akhirnya mereka bersedia untuk turut serta hijrah ke Mesir.
Diuji Iblis
Suatu ketika Iblis datang mengunjungi nabi
Idris as yang sedang menjahit. Iblis lalu menantang nabi Idris as untuk
memasukkan dunia ke dalam telur. Nabi Idris as kemudian menjawab bahwa Tuhannya
tidak hanya mampu memasukkan dunia ke dalam telur, tetapi juga memasukkan dunia
ke dalam lubang jarum. Setelah berkata demikian, nabi Idris as kemudian
langsung menusukkan jarum ke mata Iblis. Iblis tersebut akhirnya melarikan
diri.
Dikunjungi Malaikat Izrail - Malaikat
Pencabut Nyawa
Kesalehan nabi Idris as mengundang
kekaguman para malaikat. Suatu ketika dengan menyamar sebagai manusia,
datanglah malaikat Izrail berkunjung ke rumah nabi Idris as. Setelah
menyampaikan salam, malaikat Izrail dipersilahkan masuk. Awalnya nabi Idris as tidak
menyadari bila tamunya merupakan malaikat. Namun setelah beberapa hari menolak
untuk makan dan tidur, nabi Idris as akhirnya dengan hati-hati menanyakan
keanehan tersebut kepada tamunya.
Alangkah terkejutnya nabi Idris as setelah
mengetahui tamunya merupakan malaikat Izrail.
“Saya adalah Izrail, malaikat
pencabut nyawa,” kata sang tamu. Nabi Idris as sangat kaget.
“Jadi, engkau datang untuk
mencabut nyawa saya?” tanya nabi Idris as.
Malaikat Izrail kemudian menjelaskan
kehadirannya karena ingin lebih mengenal nabi Idris as lebih dekat. Mengetahui
hal ini nabi Idris as kemudian memanfaatkan kehadiran malaikat Izrail dengan
mengajukan dua permintaan. Permintaan pertama adalah bagaimana rasanya mati?
Permintaan kedua adalah keinginan untuk melihat surga dan neraka. Dengan ijin
Allah, malaikat Izrail memenuhi dua permintaan tersebut.
Rasa Sakit Kematian Permintaan
Permintaan pertama nabi Idris as adalah
ingin mengetahui bagaimana rasanya nyawa dicabut?
“Sebenarnya saya ingin merasakan
bagaimana rasanya jika nyawa seseorang sedang di cabut,” ujar nabi Idris.
Permintaan yang aneh, sebab umumnya
manusia sangat takut dengan kematian. Malaikat Izrail kemudian mencabut nyawa
nabi Idris as. Setelah bangun dari kematian nabi Idris as kemudian ditanya
bagaimana rasanya sakaratul maut?
"Sesungguhnya ibarat
terkelupasnya kulit dalam keadaan hidup-hidup, maka rasa sakit menghadapi maut
itu lebih dari 1000 kali sakitnya." ujar nabi Idris as.
Malaikat Izrail lalu menjelaskan, ia mencabut nyawa nabi Idris as dengan lemah
lembut seperti yang biasa dilakukan ketika mencabut nyawa orang-orang beriman.
Karena penasaran, kemudian nabi Idris as bertanya bagaimana rasa kematian orang
tidak beriman. Malaikat Izrail menjelaskan, mereka akan dicabut nyawanya dengan
rasa sakit yang luar biasa. Rasa sakit tersebut akan terus dirasakan hingga
hari kiamat.
Melihat Surga Dan Neraka
Permintaan kedua nabi Idris as adalah
keinginannya untuk melihat surga dan neraka. Lagi-lagi malaikat Izrail
menunjukan keheranannya.
“Ya Nabi Allah, mengapa ingin
melihat neraka? Bahkan para malaikat pun takut melihatnya,” sahut malaikat
Izrail.
“Terus terang, saya takut
sekali kepada Azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan, iman saya menjadi tebal
setelah melihatnya,”ujar nabi Idris as.
Setibanya di neraka, nabi Idris as
langsung pingsan tak sanggup melihat kekejaman di neraka. Malaikat penjaga
neraka sangat menakutkan dan menyeret semua manusia yang durhaka kepada Allah
ke dalam berbagai siksaan yang mengerikan. Api neraka berkobar dahsyat, suara
gemuruhnya membuat gentar, pemandangan yang sangat menakutkan.
Dari neraka, kemudian nabi Idris as
diantar ke surga. Malaikat Ridwan menyambutnya dengan suka cita. Penghuni surga
akan senang bertemu dengan malaikat Ridwan, karena ia akan menyambutnya dengan
sikap sopan dan lemah lembut.
Melihat surga, nabi Idris as sangat
terpesona, kagum dengan keindahannya. Berkali-kali diucapkannya, "Subhanallah,
subhanallah, subhanallah....". Sungai-sungai surga airnya bening
seperti kaca. Pohon-pohonnya batangnya terbuat dari emas dan perak. Pohon
buah-buahan ada di setiap penjuru dan buahnya segar, ranum dan harum.
Nabi Idris as juga melihat istana-istana
pualam bagi penghuni surga. Ketika berkeliling, nabi Idris as didampingi
bidadari-bidadari cantik dan anak-anak muda yang wajahnya amat tampan. Mereka
semua bertingkah laku dan bertutur kata sopan.
Nabi Idris as sangat ingin meminum air
surga, “Bolehkah saya meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali.”.
Malaikat Izrail pun menjawab, “Silahkan minum, inilah minuman untuk penghuni
surga.”.
Maka para pelayan surga pun datang, mereka
mengantarkan minuman air surga menggunakan gelas berupa piala yang terbuat dari
emas dan perak. Nabi Idris as pun meminum air surga itu dengan penuh nikmat. “Alhamdulillah,
alhamdulillah, alhamdulillah....,”, nabi Idris as bersyukur berulang-ulang.
Kematian Nabi Idris as?
Dikisahkan nabi Idris as hidup hingga umur
365 tahun dan berteman erat dengan malaikat penghuni surga. Malaikat tersebut
kemudian membawanya ke langit namun terhenti di langit keempat. Mereka
bertemu dengan malaikat maut.
Malaikat tersebut bertanya kepada malaikat maut, berapa sisa umur nabi Idris
as? Malaikat maut kemudian bertanya, dimanakah nabi Idris karena dirinya telah
diperintahkan untuk mencabut nyawanya. Akhirnya nabi Idris meninggal dan tetap
berada di langit keempat.
Seperti dijelaskan pada hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik:
"... Aku dibawa naik ke
langit keempat. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jibril
menjawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril.
Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jibril menjawab: Dia telah diutus. Kami pun
dibukakan. Ternyata di sana ada Nabi Idris as. Dia menyambutku dan mendoakanku
dengan kebaikan. Allah Taala berfirman Kami mengangkatnya pada tempat
(martabat) yang tinggi...." (Shahih Muslim 1:309 dan 1:314)
Dalam literatur Islam, Idris diangkat menjadi nabi pada usia 40 tahun, usia yang sama dengan nabi Muhammad saw. Nabi Idris as hidup di jaman ketika orang-orang mulai menyembah api (kaum nabi Idris as adalah keturunan Qabil, putra nabi Adam as yang melakukan pembunuhan pertama). Nabi Idris as kemudian membagi waktunya menjadi 2 dalam seminggu. Yakni selama tiga hari Nabi Idris akan mengajarkan kepada kaumnya. Dan empat hari berikutnya, nabi Idris as akan mencurahkan seluruh waktunya untuk beribadah kepada Allah.
Malaikat Izrail lalu menjelaskan, ia mencabut nyawa nabi Idris as dengan lemah lembut seperti yang biasa dilakukan ketika mencabut nyawa orang-orang beriman.
Karena penasaran, kemudian nabi Idris as bertanya bagaimana rasa kematian orang tidak beriman. Malaikat Izrail menjelaskan, mereka akan dicabut nyawanya dengan rasa sakit yang luar biasa. Rasa sakit tersebut akan terus dirasakan hingga hari kiamat.
Melihat Surga Dan Neraka
Malaikat tersebut bertanya kepada malaikat maut, berapa sisa umur nabi Idris as? Malaikat maut kemudian bertanya, dimanakah nabi Idris karena dirinya telah diperintahkan untuk mencabut nyawanya. Akhirnya nabi Idris meninggal dan tetap berada di langit keempat.
Seperti dijelaskan pada hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik: