A. Pendahuluan
Hud (Bahasa Arab هود ,
Aubir, Ubayr, Neber) (sekitar 2450-2320 SM) adalah seorang nabi yang diutus
untuk Kaum ‘Ad yang tinggal di al-Ahqaf, Rubu’ al-Khali-Yaman. Hud dikenal
dalam ajaran agama Islam, Yahudi dan Kristen. Dalam kitab Perjanjian
Lama dikenal sebagai Eber.
Namanya disebutkan sebanyak 7 kali dalam Al-Quran. Umat Muslim percaya
bahwa Nabi Hud hidup sekitar 150 tahun dan diutus menjadi rasul pada tahun 2400
SM.
Diriwayatkan ia wafat di Timur Hadhramaut, Yaman.
Hud bin Abdullah bin Ribah bin Khulud bin Ad bin Aus bin Irim bin Syam bin
Nuh. Ia menikahi seorang wanita yang bernama Melka binti Madai bin Japeth
(Yafas).
B.
KISAH NABI HUD
“Aad” adalah nama bapa suatu suku yang hidup
di jazirah Arab di suatu tempat bernama “Al-Ahqaf” terletak di utara Hadramaut
atr Yaman dan Umman dan termasuk suku yang tertua sesudak kaum Nabi Nuh serta
terkenal dengan kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yang besar dan sasa.
Mereka dikurniai oleh Allah tanah yang subur dengan sumber-sumber airnya yang
mengalir dari segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercucuk tanam untuk
bhn makanan mereka. dan memperindah tempat tinggal mereka dengan kebun-kebun
bunga yang indah-indah. Berkat kurnia Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur,
sejahtera dan bahagia serta dalam waktu yang singkat mereka berkembang biak dan
menjadi suku yang terbesar diantara suku-suku yang hidup di
sekelilingnya.Sebagaimana dengan kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adalah penghidupan rohaninya tidak
mengenal Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka membuat
patung-patung yang diberi nama ” Shamud” dan ” Alhattar” dan itu yang disembah
sebagai tuhan mereka yang menurut kepercayaan mereka dpt memberi kebahagiaan,
kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala
musibah. Ajaran dan agama Nabi Idris dan Nabi Nuh sudah tidak berbekas dalam
hati, jiwa serta cara hidup mereka sehari-hari. Kenikmatan hidup yang mereka
sedang tenggelam di dalamnya berkat tanah yang subur dan menghasilkan yang
melimpah ruah menurut anggapan mereka adalah kurniaan dan pemberian kedua
berhala mereka yang mereka sembah. Karenanya mereka tidak putus-putus sujud
kepada kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon perlindungannya dari
segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau kekeringan.
Sebagai akibat dan buah dari aqidah yang sesat itu pergaulan hidup mereka
menjadi dikuasai oleh tuntutan dan pimpinan Iblis, di mana nilai-nilai moral
dan akhlak tidak menjadi dasar penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk
seseorang tetapi kebendaan dan kekuatan lahiriahlah yang menonjol sehingga
timbul kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di dalam masyarakat di mana yang
kuat menindas yang lemah yang besar memperkosa yang kecil dan yang berkuasa
memeras yang di bawahnya. Sifat-sifat sombong, congkak, iri-hati, dengki, hasut
dan benci-membenci yang didorong oleh hawa nafsu merajalela dan menguasai
penghidupan mereka sehingga tidak memberi tempat kepada sifat-sifat belas
kasihan, sayang menyayang, jujur, amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran masyarakat
suku Aad tatkala Allah mengutuskan Nabi Hud sebagai nabi dan rasul kepada
mereka.
1. Nabi Hud Berdakwah Di
Tengah-tengah Sukunya
Sudah menjadi sunnah Allah sejak
diturunkannya Adam Ke bumi bahawa dari masa ke semasa jika hamba-hamba-Nya
sudah berada dalam kehidupan yang sesat sudah jauh menyimpang dari
ajaran-ajaran agama yang dibawa oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah seorang Nabi atau
Rasul yang bertugas untuk menyegarkan kembali ajaran-ajaran nabi-nabi yang
sebelumnya mengembalikan masyarakat yang sudah tersesat ke jalanlurus dan benar
dan mencuci bersih jiwa manusiadari segala tahayul dan syirik menggantinya dan
mengisinya dengan iman tauhid dan aqidah yang sesuia dengan fitrah.
Demikianlah maka kepada suku Aad yang telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup
dan kenikmatan duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yang mengurniakan
itu semua. Di utuskan kepada mereka Nabi Hud seorang drp suku mereka
sendiri dari keluarga yang terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya
dengan kelakuan yang baik budi pekerti yang luhur dan sgt bijaksana dalam
pergaulan dengan kawan-kawannya.
Nabi Hud memulai dakwahnya dengan menarik perhatian kaumnya suku Aad kepada
tanda-tanda wujudnya Allah yang berupa alam sekeliling mereka dan bahawa
Allahlah yang mencipta mereka semua dan mengurniakan mereka dengan segala
kenikmatan hidup yang berupa tanah yang subur, air yang mengalir serta
tubuh-tubuhan yang tegak dan kuat. Dialah yang seharusnya mereka sembah dan
bukan patung-patung yang mereka perbuat sendiri. Mereka sebagai manusia adalah
makhluk Tuhan paling mulia yang tidak sepatutnya merendahkan diri sujud
menyembah batu-batu yang sewaktunya dpt mereka hancurkan sendiri dan
memusnahkannya dari pandangan.
Di terangkan oleh Nabi Hud bahaw adia adalah pesuruh Allah yang diberi tugas
untuk membawa mereka ke jalan yang benar beriman kepada Allah yang menciptakan
mereka menghidup dan mematikan mereka memberi rezeki atau mencabutnya drp
mereka. Ia tidak mengharapkan upah dan menuntut balas jasa atas usahanya
memimpin dan menuntut mereka ke jalan yang benar. Ia hanya menjalankan perintah
Allah dan memperingatkan mereka bahawa jika mereka tetap menutup telinga dan
mata mereka menghadapi ajakan dan dakwahnya mereka akan ditimpa azab dan
dibinasakan oleh Allah sebagaimana terjadinya atas kaum Nuh yang mati binasa
tenggelam dalam air bah akibat kecongkakan dan kesombongan mereka menolak
ajaran dan dakwah Nabi Nuh seraya bertahan pada pendirian dan kepercayaan
mereka kepada berhala dan patung-patung yang mereka sembah dan puja itu.
Bagi kaum Aad seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan barang
yang tidak pernah mereka dengar ataupun menduga. Mereka melihat bahawa ajaran
yang dibawa oleh Nabi Hud itu akan mengubah sama sekali cara hidup mereka dan
membongkar peraturan dan adat istiadat yang telah mereka kenal dan warisi dari
nenek moyang mereka. Mereka tercengang dan merasa hairan bahawa seorang dari
suku mereka sendiri telah berani berusaha merombak tatacara hidup mereka dan
menggantikan agama dan kepercayaan mereka dengan sesuatu yang baru yang mereka
tidak kenal dan tidak dpt dimengertikan dan diterima oleh akal fikiran mereka.
Dengan serta-merta ditolaklah oleh mereka dakwah Nabi Hud itu dengan berbagai
alasan dan tuduhan kosong terhadap diri beliau serta ejekan-ejekan dan hinaan
yang diterimanya dengan kepala dingin dan penuh kesabaran.
Berkatalah kaum Aad kepada Nabi Hud:”Wahai Hud! Ajaran dan
agama apakah yang engkau hendak anjurkan kepada kami? Engkau ingin agar kami
meninggalkan persembahan kami kepada tuhan-tuhan kami yang berkuasa ini dan
menyembah tuhan mu yang tidak dpt kami jangkau dengan pancaindera kami dan
tuhan yang menurut kata kamu tidak bersekutu. Cara persembahan yang kami
lakukan ini ialah yang telah kami warisi dari nenek moyang kami dan tidak
sesekali kami tidak akan meninggalkannya bahkan sebaliknya engkaulah yang
seharusnya kembali kepada aturan nenek moyangmu dan jgn mencederai kepercayaan
dan agama mereka dengan memebawa suatu agama baru yang tidak kenal oleh mereka
dan tentu tidak akan direstuinya.”
Wahai kaumku! jawab Nabi Hud,Sesungguhnya Tuhan yang
aku serukan ini kepada kamu untuk menyembah-Nya walaupun kamu tidak dpt
menjangkau-Nya dengan pancainderamu namun kamu dpt melihat dam merasakan
wujudnya dalam diri kamu sendiri sebagai ciptaannya dan dalam alam semesta yang
mengelilingimu beberapa langit dengan matahari bulan dan bintang-bintangnya
bumi dengan gunung-ganangnya sungai tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang
kesemuanya dpt bermanfaat bagi kamu sebagai manusia. Dan menjadi kamu dpt
menikmati kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Tuhan itulah yang harus kamu
sembah dan menundukkan kepala kamu kepada-Nya.Tuhan Yang Maha Esa tiada
bersekutu tidak beranak dan diperanakan yang walaupun kamu tidak dpt
menjangkau-Nya dengan pancainderamu, Dia dekat drp kamu mengetahui segala
gerak-geri dan tingkah lakumu mengetahui isi hati mu denyut jantungmu dan jalan
fikiranmu. Tuhan itulah yang harus disembah oleh manusia dengan kepercayaan
penuh kepada Keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya dan bukan patung-patung yang kamu
perbuat pahat dan ukir dengan tangan kamu sendiri kemudian kamu sembah sebagai
tuhan padahal ia suatu barang yang pasif tidak dapat berbuat sesuatu yang
menguntungkan atau merugikan kamu. Alangkah bodohnya dan dangkalnya fikiranmu
jika kamu tetap mempertahankan agamamu yang sesat itu dan menolak ajaran dan
agama yang telah diwahyukan kepadaku oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa itu.”
Wahai Hud! jawab kaumnya,”Gerangan apakah yang menjadikan engkau berpandangan
dan berfikiran lain drp yang sudah menjadi pegangan hidup kami sejak dahulu
kala dan menjadikan engkau meninggalkan agama nenek moyangmu sendiri bahkan
sehingga engkau menghina dan merendahkan martabat tuhan-tuhan kami dan
memperbodohkan kami dan menganggap kami berakal sempit dan berfikiran dangkal?
Engkau mengaku bahwa engkau terpilih menjadi rasul pesuruh oleh Tuhanmu untuk
membawa agama dan kepercayaan baru kepada kami dan mengajak kami keluar dari
jalan yang sesat menurut pengakuanmu ke jalan yang benar dan lurus. Kami merasa
hairan dan tidak dpt menerima oleh akal kami sendiri bahwa engkau telah dipilih
menjadi pesuruh Tuhan. Apakah kelebihan kamu di atas seseorang drp kami ,
engkau tidak lebih tidak kurang adalah seorang manusia biasa seperti kami hidup
makan minum dan tidur tiada bedanya dengan kami, mengapa engkau yang dipilih
oleh Tuhanmu? Sungguh engkau menurut anggapan kami seorang pendusta besar atau
mungkin engkau berfikiran tidak sihat terkena kutukan tuhan-tuhan kami yang
selalu engkau eje hina dan cemuhkan.”
Wahai kaumku! jawab Nabi Hud, “aku bukanlah seorang
pendusta dan fikiran ku tetap waras dan sihat tidak krg sesuatu pun dan
ketahuilah bahwa patung-patungmu yang kamu pertuhankan itu tidak dpt
mendatangkan sesuatu gangguan atau penyakit bagi bandaku atau fikiranku. Kamu
kenal aku, sejak lama aku hidup di tengah-tengah kamu bahawa aku tidak pernah
berdusta dan bercakap bohong dan sepanjang pergaulanku dengan kamu tidak pernah
terlihat pd diriku tanda-tanda ketidak wajaran perlakuanku atau tanda-tanda
yang meragukan kewarasan fikiranku dan kesempurnaan akalku. Aku adalah benar
pesuruh Allah yang diberi amanat untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada
hamba-hamba-Nya yang sudah tersesat kemasukan pengaruh ajaran Iblis dan sudah
jauh menyimpang dari jalan yang benar yang diajar oleh nabi-nabi yang terdahulu karena Allah tidak akan membiarkan
hamba-hamba-Nya terlalu lama terlantar dalam kesesatan dan hidup dalam
kegelapan tanpa diutuskan seorang rasul yang menuntun mereka ke jalan yang
benar dan penghidupan yang diredhai-Nya. Maka percayalah kamu kepada ku
gunakanlah akal fikiran kamu berimanlah dan bersujudlah kepada Allah Tuhan seru
sekalian alam Tuhan yang menciptakan kamu menciptakan langit dan bumi
menurunkan hujan bagi menyuburkan tanah ladangmu, menumbuhkan tumbuh0tumbuhan
bagi meneruskan hidupmu. Bersembahlah kepada-Nya dan mohonlah ampun atas segala
perbuatan salah dan tindakan sesatmu, agar Dia menambah rezekimu dan kemakmuran
hidupmu dan terhindarlah kamu dari azab dunia sebagaimana yang telah dialami
oleh kaum Nuh dan kelak azab di akhirat. Ketahiulah bahawa kamu akan
dibangkitkan kembali kelak dari kubur kamu dan dimintai bertanggungjawab atas
segala perbuatan kamu di dunia ini dan diberi ganjaran sesuai dengan amalanmu
yang baik dan soleh mendpt ganjaran baik dan yang hina dan buruk akan
diganjarkan dengan api neraka. Aku hanya menyampaikannya risalah Allah kepada
kamu dan dengan ini telah memperingati kamu akan akibat yang akan menimpa
kepada dirimu jika kamu tetap mengingkari kebenaran dakwahku.”
Kaum Aad menjawab: ” Kami
bertambah yakin dan tidak ragu lagi bahawa engkau telah mendpt kutukan
tuhan-tuhan kami sehingga menyebabkan fikiran kamu kacau dan akalmu berubah
menjadi sinting. Engkau telah mengucapkan kata-kata yang tidak masuk akal bahwa
jika kami mengikuti agamamu, akan bertambah rezeki dan kemakmuran hidup kami
dan bahawa kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami dan menerima segala
ganjaran atas segala amalan kami.Adakah mungkin kami akan dibangkitkan kembali
dari kubur kami setelah kami mati dan menjadi tulang-belulang. Dan apakah azab
dan seksaan yang engkau selalu menakut-nakuti kami dan mengancamkannya kepada
kami? Semua ini kami anggap kosong dan ancaman kosong belaka. Ketahuilah bahwa
kami tidak akan menyerah kepadamu dan mengikuti ajaranmu karena bayangan azab
dan seksa yang engkau bayang-bayangkannya kepada kami bahkan kami menentang
kepadamu datangkanlah apa yang engkau janjikan dan ancamkan itu jika engkau
betul-betul benar dalam kata-katamu dan bukan seorang pendusta.”
Baiklah! jawab Nabi Hud,” Jika kamu meragukan kebenaran kata-kataku dan tetap
berkeras kepala tidak menghiraukan dakwahku dan meninggalkan persembahanmu
kepada berhala-berhala itu maka tunggulah saat tibanya pembalasan Tuhan di mana
kamu tidak akan dpt melepaskan diri dari bencananya. Allah menjadi saksiku
bahwa aku telah menyampaikan risalah-Nya dengan sepenuh tenagaku kepada mu dan
akan tetap berusaha sepanjang hayat kandung bandaku memberi penerangan dan
tuntunan kepada jalan yang baik yang telah digariskan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya.”
2. Pembalasan Allah Atas
Kaum Aad
Pembalasan Tuhan terhadap kaum Aad yang
kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dalam dua perinkat.Tahap pertama
berupa kekeringan yang melanda ladang-ladang dan kebun-kebun mereka, sehingga
menimbulkan kecemasan dan kegelisahan, kalau-kalau mereka tidak memperolehi
hasil dari ladang-ladang dan kebun-kebunnya seperti biasanya.Dalam keadaan
demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahawa kekeringan itu adalah
suatu permulaan seksaan dari Allah yang dijanjikan dan bahwa Allah masih lagi
memberi kesempatan kepada mereka untuk sedar akan kesesatan dan kekafiran
mereka dan kembali beriman kepada Allah dengan meninggalkan persembahan mereka
yang bathil kemudian bertaubat dan memohon ampun kepada Allah agar segera hujan
turun kembali dengan lebatnya dan terhindar mereka dari bahaya kelaparan yang
mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mahu percaya dan menganggap janji
Nabi Hud itu adalah janji kosong belaka. Mereka bahkan pergi menghadap
berhala-berhala mereka memohon perlindungan ari musibah yang mereka hadapi.
Tentangan mereka terhadap janji Allah yang diwahyukan kepada Nabi Hud segera
mendapat jawapan dengan dtgnya pembalasan tahap kedua yang dimulai dengan
terlihatnya gumpalan awan dan mega hitam yang tebal di atas mereka yang
disambutnya dengan sorak-sorai gembira, karena dikiranya bahwa hujan akan
segera turun membasahi ladang-ladang dan menyirami kebun-kebun mereka yang
sedang mengalami kekeringan.
Melihat sikap kaum Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dengan
nada mengejek: “Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awam rahmat bagi kamu
tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah yang
telah ku janjikan dan kamu ternanti-nanti untuk membuktikan kebenaran kata-kataku
yang selalu kamu sangkal dan kamu dusta.
Sejurus kemudian menjadi kenyataanlah apa yang diramalkan oleh Nabi Hud itu
bahawa bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin taufan yang
dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh yang mencemaskan yang telah
merusakkan bangunan-bangunan rumah dari dasarnya membawa berterbangan semua
perabot-perabot dan milik harta benda dan melempar jauh binatang-binatang
ternak. Keadaan kaum Aad menjadi panik mereka berlari kesana sini hilir mudik
mencari perlindungan .Suami tidak tahu di mana isterinya berada dan ibu juga
kehilangan anaknya sedang rumah-rumah menjadi sama rata dengan tanah. Bencana
angin taufan itu berlangsung selama lapan hari tujuh malam sehingga sempat
menyampuh bersih kaum Aad yang congkak itu dan menamatkan riwayatnya dalam
keadaan yang menyedihkan itu untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi umat-umat
yang akan datang.
Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yang
beriman telah mendapat perlindungan Allah dari bencana yang menimpa kaumnya
yang kacau bilau dan tenang seraya melihat keadaan kaumnya yang kacau bilau
mendengar gemuruhnya angin dan bunyi pohon-pohon dan bangunan-bangunan yang
berjatuhan serta teriakan dan tangisan orang yang meminta tolong dan mohon
perlindungan.
Setelah keadaan cuaca kembali tenang dan tanah ” Al-Ahqaf ” sudah menjadi sunyi
senyap dari kaum Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah ke
Hadramaut, di mana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai ia wafat dan
dimakamkan di sana dimana hingga sekarang makamnya yang terletak di atas sebuah
bukit di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun dikunjungi para
penziarah yang datang beramai-ramai dari sekitar daerah itu, terutamanya dan
bulan Syaaban pada setiap tahun.
3. Kisah Nabi Hud Dalam
Al-Quran
Kisah Nabi Hud diceritakan oleh 68 ayat
dalam 10 surah di antaranya surah Hud, ayat 50 hingga 60 , surah ” Al-Mukminun
” ayat 31 sehingga ayat 41 , surah ” Al-Ahqaaf ” ayat 21 sehingga ayat 26 dan
surah ” Al-Haaqqah ” ayat 6 ,7 dan 8.
C.
Pelajaran Akhlak Yang Dapat Diambil Dari Kisah Nabi Hud A.S.
Nabi Hud telah memberi contoh dan
sistem yang baik yang patut ditiru dan diikuti oleh juru dakwah dan ahli
penerangan agama. Beliau menghadapi kaumnya yang sombong dan keras kepala itu
dengan penuh kesabaran, ketabahan dan kelapangan dada. Ia tidak sesekali
membalas ejekan dan kata-kata kasar mereka dengan serupa tetapi menolaknya
dengan kata-kata yang halus yang menunjukkan bahawa beliau dapat menguasai
emosinya dan tidak sampai kehilangan akal atau kesabaran.
Nabi Hud tidak marah dan tidak
gusar ketika kaumnya mengejek dengan menuduhnya telah menjadi gila dan sinting.
Ia dengan lemah lembut menolak tuduhan dan ejekan itu dengan hanya mengata:”Aku
tidak gila dan bahawa tuhan-tuhanmu yang kamu sembah tidak dapat menggangguku
atau mengganggu fikiranku sedikit pun tetapi aku ini adalah rasul pesuruh Allah
kepadamu dan betul-betul aku adalah seorang penasihat yang jujur bagimu
menghendaki kebaikanmu dan kesejahteraan hidupmu dan agar kamu terhindar dan
selamat dari azab dan seksaan Allah di dunia mahupun di akhirat.”
Dalam berdialog dengan kaumnya.Nabi Hud selalu berusaha mengetok hati
nurani mereka dan mengajak mereka berfikir secara rasional, menggunakan akal
dan fikiran yang sihat dengan memberikan bukti-bukti yang dapat diterima oleh
akal mereka tentang kebenaran dakwahnya dan kesesatan jalan mereka namun
hidayah iu adalah dari Allah, Dia akan memberinya kepada siapa yang Dia
kehendakinya.